07 Maret 2009

Prof. Anton Timur Djaelani, MA , Sang Tokoh Pendiri PII itu kini telah Tiada

Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia Berduka Cita yang mendalam atas Wafatnya Prof. Anton Timur Djaelani MA, mantan Dirjen Binbaga Islam Departemen Agama yang berpulang ke rahmatullah pada usia 86 tahun, Sabtu (7/2), pukul 11 WIB, di kediamannya Jl. Kramat VII Nomor 9, Jakarta Pusat.

Profesor Anton Timur Djaelani, pendiri organisasi Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) dan Pelajar Islam Indonesia (PII) dirawat di Rumah Sakit Titi Murni, Jakarta, karena serangan stroke.
Menurut Ida Hamid, anak sulung Anton Timur Djaelani, sejak Kamis pagi ayahnya muntah-muntah disertai tensi darah naik. Ketika itu gula darahnya drop. “Tensi darahnya naik jadi 170,” katanya Jumat (23/2) malam ini. “Dokter menyatakan beliau terkena stroke berat.

Almarhum yang lahir di Purworejo, Jawa Tengah, 27 Desember 1922 juga merupakan tokoh pejuang dan pendiri organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII) pada 4 Mei 1947. Jenazahnya semula akan dimakamkan di pemakaman keluarga di Singaparna, Tasikmalaya. Namun atas permintaan Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni dan Wakil Ketua MPR AM Fatwa yang hadir melayat di kediaman kepada istri almarhum, Ny. Tejaningsih, akhirnya disepakati jenazah akan dimakamkan di komplek UIN Syarif Hidayatullah Ciputat pada hari Ahad, pukul 12.00. Tampak hadir takziyah Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil, Menteri Kehutanan MS Ka`ban, Kabalitbang Depag Atho Mudzhar dan Kapus Pinmas Masyhuri AM, serta sejumlah kerabat dan kader PII dan HMI.

Almarhum pada tahun 50-an menjadi guru di sekolah Pendidikan Guru Agama (PGA) dan Sekolah Persiapan IAIN (SPIAIN). Tahun 1956 meneruskan studi di Kanada, seusai pensiun dari Depag aktif di bidang pendidikan antara lain di Universitas Ibnu Chaldun Jakarta, Universitas Juanda Bogor dan Ketua STAI Thawalib Jakarta (1985-1997).Beliau bukan hanya aset Depag tapi juga merupakan aset nasional.
Selain itu pernah menjadi delegasi Indonesia pada World Conference on Religion and Peace di New Delhi (1981), Seoul (1986), Kathmandu (1990) dan Roma (1994). Mendapat julukan sebagai Architect of Indonesian Dialogue.

Semoga Amal Ibadah dan Perjuangan Alm. Pak Timur diterima oleh Allah SWT...Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un


Sumber : http://laskarhijau.com/forum/index.php?topic=10.0