Kabupaten Sumenep terbagi dalam dua bagian, yakni Sumenep daratan dan Sumenep kepulauan. Dengan kondisi geografis seperti itu, memungkinkan kabupaten tersebut memiliki sejumlah objek wisata yang sangat potensial untuk dikembangkan. Secara umum pesona alam yang bisa dijual dari kabupaten itu selain objek wisata alam yang menawarkan seni budaya, juga ada lokasi-lokasi wisata spiritual, yang mengandalkan berbagai peninggalan sejarah bernapaskan Islam. Objek wisata itu kebanyakan berupa bangunan bersejarah yang ikut menandai perjalanan hidup Kabupaten Sumenep.
Objek wisata alam antara lain Pantai Lombang yang mempunyai hamparan pasir putih, diteduhi pohon cemara udang sepanjang 12 km. Begitu rimbunnya jajaran pohon cemara di sepanjang pantai itu, membuat pantai di sebelah utara Madura itu seolah-olah taman raksasa. Apalagi, ombaknya yang tenang dengan kejernihan air lautnya membuat kesan tersendiri. Pantai itu hanya berjarak sekitar 30 km arah timur laut Kota Sumenep.
Ada juga Pantai Slopeng yang menawarkan keindahan yang tak kalah menariknya dengan pantai lainnya. Pantai yang terletak 21 km arah utara Kota Sumenep itu termasuk dalam Kecamatan Dasuk. Pantainya landai, diteduhi deretan pohon palem dan kelapa. Pasir pantainya juga menarik perhatian karena berwarna putih. Tak mengherankan jika setiap liburan pantai itu selalu ramai dikunjungi wisatawan lokal karena ombaknya yang tenang.Sayang sekali potensi wisata itu belum dikelola secara profesional sehingga keberadaannya belum bisa dijadikan andalan untuk menarik devisa. Karena itu, pihak swasta diminta andilnya untuk bekerja sama agar potensi wisata tersebut bisa memberikan tambahan untuk mengisi kas daerah.
Demikian pula potensi wisata alam lainnya yang terletak di Kepulauan Kangean, perlu penanganan secara terpadu agar menghasilkan manfaat finansial bagi daerah. Di kepulauan itu setidaknya terdapat 30 pulau yang membentang di wilayah Kabupaten Sumenep bagian timur. Di antaranya Pulau Kangean, Salor, Saobi, Paliat, Sabuten, Sapeken, Sasel, serta Sepanjang. Pulau Kangean menawarkan wisata bawah laut dengan terumbu karang yang masih alami dan indah.
Daya tarik lainnya yang menonjol di Sumenep adalah bangunan bersejarah, misalnya Masjid Agung Sumenep yang berada persis di tengah-tengah kota. Bangunan yang masih berdiri dengan megah dan terpelihara itu didirikan pada 1779 M dan selesai tahun 1787 M. Masjid yang didirikan pada zaman Panembahan Sumolo tersebut merupakan satu dari sepuluh masjid tertua di Indonesia. Masjid itu memiliki arsitektur yang indah dan khas karena merupakan perpaduan antara gaya Islam, Eropa, dan China.
Selain Masjid Agung Sumenep, peninggalan Panembahan Sumolo yang bergelar Pangeran Nata Kusumah adalah bangunan Keraton Sumenep. Keraton tersebut dibangun pada 1780 M sebagai bangunan bersejarah. Keraton itu sampai saat ini masih kerap difungsikan. Pemerintah Kabupaten Sumenep sering menggunakan Keraton Sumenep sebagai tempat perhelatan resmi pemerintahan. Pintu gerbang keraton dihiasi Labang Mesem Gapura beratap susun.
Gerbang Labang Mesem merupakan pintu masuk menuju pendopo Keraton Sumenep. Sebagai pintu gerbang, bangunan itu dilengkapi dengan atap bersusun tiga berbentuk limas. Ini adalah corak arsitektur Jawa. Bagian depan bangunan berupa pintu yang berbentuk lengkung selayaknya corak arsitektur Timur Tengah. Sementara itu, bagian atas bangunan berbentuk segitiga, dihiasi profil-profil sebagaimana corang bangunan di Eropa.
Masih dalam bagian keraton, tempat yang tak boleh dilewatkan para wisatawan adalah Taman Sare. Taman ini merupakan tempat pemandian para putri raja zaman dahulu kala. Taman ini terletak di sebelah timur Pendopo Agung Keraton. Sampai sekarang pemandian ini masih dilestarikan.
Tak hanya masjid dan keraton, Kabupaten Sumenep juga memiliki bangunan-bangunan unik lainnya yang bisa dijadikan sebagai objek wisata spiritual. Sebut saja Asta Tinggi yang merupakan tempat kuburan raja-raja Sumenep, yang berdiri sejak tahun 1644 M. Lokasinya terletak di Desa Kebun Agung, sekitar 2,5 km arah barat laut dari Kota Sumenep.
Lalu ada lagi yang disebut Asta Yusuf, yakni sebuah makam seorang penyebar agama Islam di Kabupaten Sumenep. Makam ini sering dikunjungi oleh para peziarah dari berbagai daerah. Asta ini terletak di Kecamatan Talango, arah timur dari Kota Sumenep berjarak sekitar 11 km, melalui penyeberangan di Pelabuhan Kalianget.
Objek wisata alam antara lain Pantai Lombang yang mempunyai hamparan pasir putih, diteduhi pohon cemara udang sepanjang 12 km. Begitu rimbunnya jajaran pohon cemara di sepanjang pantai itu, membuat pantai di sebelah utara Madura itu seolah-olah taman raksasa. Apalagi, ombaknya yang tenang dengan kejernihan air lautnya membuat kesan tersendiri. Pantai itu hanya berjarak sekitar 30 km arah timur laut Kota Sumenep.
Ada juga Pantai Slopeng yang menawarkan keindahan yang tak kalah menariknya dengan pantai lainnya. Pantai yang terletak 21 km arah utara Kota Sumenep itu termasuk dalam Kecamatan Dasuk. Pantainya landai, diteduhi deretan pohon palem dan kelapa. Pasir pantainya juga menarik perhatian karena berwarna putih. Tak mengherankan jika setiap liburan pantai itu selalu ramai dikunjungi wisatawan lokal karena ombaknya yang tenang.Sayang sekali potensi wisata itu belum dikelola secara profesional sehingga keberadaannya belum bisa dijadikan andalan untuk menarik devisa. Karena itu, pihak swasta diminta andilnya untuk bekerja sama agar potensi wisata tersebut bisa memberikan tambahan untuk mengisi kas daerah.
Demikian pula potensi wisata alam lainnya yang terletak di Kepulauan Kangean, perlu penanganan secara terpadu agar menghasilkan manfaat finansial bagi daerah. Di kepulauan itu setidaknya terdapat 30 pulau yang membentang di wilayah Kabupaten Sumenep bagian timur. Di antaranya Pulau Kangean, Salor, Saobi, Paliat, Sabuten, Sapeken, Sasel, serta Sepanjang. Pulau Kangean menawarkan wisata bawah laut dengan terumbu karang yang masih alami dan indah.
Daya tarik lainnya yang menonjol di Sumenep adalah bangunan bersejarah, misalnya Masjid Agung Sumenep yang berada persis di tengah-tengah kota. Bangunan yang masih berdiri dengan megah dan terpelihara itu didirikan pada 1779 M dan selesai tahun 1787 M. Masjid yang didirikan pada zaman Panembahan Sumolo tersebut merupakan satu dari sepuluh masjid tertua di Indonesia. Masjid itu memiliki arsitektur yang indah dan khas karena merupakan perpaduan antara gaya Islam, Eropa, dan China.
Selain Masjid Agung Sumenep, peninggalan Panembahan Sumolo yang bergelar Pangeran Nata Kusumah adalah bangunan Keraton Sumenep. Keraton tersebut dibangun pada 1780 M sebagai bangunan bersejarah. Keraton itu sampai saat ini masih kerap difungsikan. Pemerintah Kabupaten Sumenep sering menggunakan Keraton Sumenep sebagai tempat perhelatan resmi pemerintahan. Pintu gerbang keraton dihiasi Labang Mesem Gapura beratap susun.
Gerbang Labang Mesem merupakan pintu masuk menuju pendopo Keraton Sumenep. Sebagai pintu gerbang, bangunan itu dilengkapi dengan atap bersusun tiga berbentuk limas. Ini adalah corak arsitektur Jawa. Bagian depan bangunan berupa pintu yang berbentuk lengkung selayaknya corak arsitektur Timur Tengah. Sementara itu, bagian atas bangunan berbentuk segitiga, dihiasi profil-profil sebagaimana corang bangunan di Eropa.
Masih dalam bagian keraton, tempat yang tak boleh dilewatkan para wisatawan adalah Taman Sare. Taman ini merupakan tempat pemandian para putri raja zaman dahulu kala. Taman ini terletak di sebelah timur Pendopo Agung Keraton. Sampai sekarang pemandian ini masih dilestarikan.
Tak hanya masjid dan keraton, Kabupaten Sumenep juga memiliki bangunan-bangunan unik lainnya yang bisa dijadikan sebagai objek wisata spiritual. Sebut saja Asta Tinggi yang merupakan tempat kuburan raja-raja Sumenep, yang berdiri sejak tahun 1644 M. Lokasinya terletak di Desa Kebun Agung, sekitar 2,5 km arah barat laut dari Kota Sumenep.
Lalu ada lagi yang disebut Asta Yusuf, yakni sebuah makam seorang penyebar agama Islam di Kabupaten Sumenep. Makam ini sering dikunjungi oleh para peziarah dari berbagai daerah. Asta ini terletak di Kecamatan Talango, arah timur dari Kota Sumenep berjarak sekitar 11 km, melalui penyeberangan di Pelabuhan Kalianget.
(Sumber : Pesona Alam Sumenep, Perlu Penanganan Profesional)
Link : http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=216969
Tidak ada komentar:
Posting Komentar